Selasa, 01 Desember 2009

* cinta ala dhea *



Seorang pria yang mengenakan kemeja biru di tumpuk di atas kaos hitamnya, berdiri di depan pintu sebuah rumah berwarna biru tua, Ia menarik napas panjang lalu mengetuk pintu dihadapannya. Tak lama kemudian pintu di buka oleh seorang gadis berpostur mungil,dengan kaos oblong berwarna putih dan celana jeans yang di potong selutut.
“Masuk dim” gadis itu mempersilahkan
“Kita ngobrolnya disini aja ya?” ajak si gadis yang ternyata si empunya rumah, gadis itu adalah dhea, dan pria itu dhimas. dhimas duduk di bangku rotan di halaman belakang rumah dhea, Dhea datang membawakan minuman dingin dan kue.
“Gimana kabar lo De? Kita dah lama nggak ketemu semenjak lulus SMP kan?”
“Iya bener, tapi sekarang kita bisa ketemu karena urusan tugas sekolah. Nggak nyangka banget kalo lo bener-bener jadi beda” senyum Dhea ramah
“Gue juga nggak nyangka bakal mewawancarai lo”
“Gue juga heran, kenapa mesti gue?” tawanya renyah
“Kita mulai aja yuuk! Lo mau wawancara tentang apa?” tanya DheA
“Cinta” jawab Dhimas singkat
“Cinta? Bukannya lo kerja di majalah Bisnis dan Politik?” Dhea heran
“Iya, tapi ini buat rubric gaya hidup” Dhimas meyakinkan “Kayaknya lo salah deh, kalo mau wawancarai gue tentang hal ini” Dhea masih ragu.
“Enggak kok, lo kan seorang chery yang punya banyak khayalan tentang cinta. dan biasanya mengekspresikan perasaan atau rasa cinta mereka melalui gambar atau buku cinta lo. Tapi gue pengen tahu gimana seorang chery menggambarkan cinta melalui kata-kata” Dhimas menjelaskan niatnya. Dhea mengangguk menyetujui.
“Oke, first question. Simple aja, menurut lo cinta itu apa sih?” “Mmm… cinta… cinta itu ibarat lukisan. Kanvas yang masih putih berarti hati orang yang belum pernah jatuh cinta. Begitu merasakan cinta maka sang pemilik kanvas hati ini akan menggoreskan cat-cat kebahagian, rasa rindu, rasa malu , perasaan berdebar dan semua rasa indah cinta hingga menghasilkan sebuah lukisan indah hasil kreasi jiwa dan hati”
“Perumpamaan yang bagus, trus menurut lo gimana sih rasanya first love?”
“First love itu… apa ya?... Orang bilang cinta pertama itu cinta yang paling indah dan susah buat di lupain. Dan gue rasa mereka bener, karena rasanya pertama kali jatuh cinta itu… amazing banget. Sama kayak anak kecil yang baru bisa jalan, senengnya bukan main karena mereka bisa merasakan enaknya jalan, yang selama ini mereka belum pernah rasain, meskipun jalannya tertatih-tatih. Sama kayak orang yang baru jatuh cinta perasaan mereka bahagia banget dan mereka masih bingung mesti ngapain karena baru tahu rasanya jatuh cinta. Dan ada saatnya mereka jatuh saat berjalan, mereka nangis karena baru tahu rasa sakitnya jatuh. Begitu juga orang yang pertama kali jatuh cinta, orang yang baru ngerasain jatuh cinta adalah orang yang paling nggak siap untuk patah hati.” Jelasnya panjang lebar
“Gimana pandangan lo terhadap orang yang bunuh diri, depresi, atau jadi gila karena cinta mereka bertepuk sebelah tangan, diputusin pacar atau karena larangan orang tua. Menurut lo gimana?” dhimas bertanya serius.
“Kalo menurut gue mereka adalah orang-orang egois! cinta mereka itu bukan cinta yang sebenarnya, cinta mereka adalah cinta yang di barengi dengan nafsu. Nafsu ingin memiliki dan takut akan kehilangan. Mereka adalah budak-budak cinta yang sudah kehilangan akal. Mereka terikat oleh belenggu-belenggu keegoisan yang sesungguhnya hanya menghancurkan hidup. Dan cinta bukannya alasan seseorang hingga mengorbankan kehormatan dan harga diri. Karena saat kita mencintai seseorang, maka bagi kita orang yang kita cintai itu terlalu suci untuk di sentuh. Dan yang paling penting kita bisa mencintai dan menerima apa adanya. Kalo kita menyukai seseorang setelah seseorang itu berubah, itu namanya bukan cinta tapi kompromi. Sedangkan dalam cinta itu tak ada kompromi” kata dhea sambil memandang ke kolam ikan.
“Pemikiran seniman ternyata penuh dengan filosofi ya?” puji dhimas
“Kalo kisah cinta lo sendiri gimana Din, biasa aja kayak orang lain atau istimewa?” dhimas penasaran
“Kisah cinta gue?.. hehehe..” dhea hanya tertawa kecil. “Kisah cinta orang itu nggak ada yang biasa, setiap orang pasti punya cerita cinta yang special dalam hidupnya. Dan kisah cinta gue memang nggak pernah sukses, tapi gue nggak pernah sekalipun ngerasa menyesal, meskipun gue ngerasain sakitnya patah hati. Tapi gue bersyukur, karena sebelum merasakan patah hati gue udah ngerasain indahnya jatuh cinta… hehehe..” kata dhea bijak“Iya juga ya…” dhimas menyetujui.
“Cowok kayak apa sih, yang bisa membuat lo jatuh cinta ?” “Wah, kalo pertanyaannya kayak gitu, jawabannya gue nggak tahu, soalnya lo nggak bisa milih buat jatuh cinta sama siapa atau yang kayak gimana orangnya, lo cuma bisa merasakannya aja” dhea jawab seadanya
“Kalo orang yang suka sama orang lain tapi dia nggak berani ngungkapin perasaanya, menurut lo dia pengecut bukan? “Gue rasa sih itu namanya pilihan hidup, jadi kita nggak bisa men-judge seseorang pengecut karena dia nggak berani menyatakan cinta. Bisa aja dia punya pertimbangan lain. Mungkin dengan dia diam atau nggak menyatakan cintanya itu adalah tindakan terbaik untuk dirinya atau orang yang dia cintai. Mungkin juga dia merasa belum yakin pada cinta yang dia rasakan. Karena setiap pilihan punya resiko, kalo berani nembak harus terima kalau di tolak. Kalo milih diam harus siap kehilangan cinta itu. Tergantung jalan hidup yang mau di ambil”
“Pertanyaan lo kok kayak di tabloid remaja aja? Emangnya majalah bisnis dan politik rubric gaya hidupnya ngambil tema-tema semacam ini ya?”
“Ya nggak apa apa kan?” jawab dhimas singkat
“Bukannya konsumen majalah lo itu para Bussinesman? Yang rata-rata dah nggak remaja lagi dan nggak ngurusin masalah cinta-cintaan?”
“Emang sih, tapi di coba kan nggak ada salahnya” dhimas berkilah
“Kalo elo sendiri Dim? Gimana kisah cinta lo?” dhea juga penasaran, dhimas kaget dengan pertanyaan dhea yang tiba-tiba.
“Kok lo jadi gantian nanya gue sih?”
“Ya, nggak papa dong, gue kan juga mau tahu!” dhea masih penasaran
“Hmm… gue udah mencoba menjalani hubungan dengan beberapa cewek, tapi.. sama kayak lo nggak pernah berhasil, mungkin karena semua itu gue jalani bukan karena cinta tapi karena rasa simpati dan rasa kagum sesaat… mungkin juga karena gue belum bisa ngelupain cinta pertama gue…” dhimas menghela nafas
“Oh.. iya… siapa first love lo?” dhea tambah penasaran dan duduk mendekati dhimas, dhimas hanya tersenyum. “Lo bilangkan hidup itu pilihan, dan gue udah pernah milih untuk diam tapi ternyata gue nggak siap untuk kehilangan cinta itu. Dan gue udah mutusin nggak mau sampai kehilangan lagi… makanya itulah tujuan gue sebenarnya datang kesini..” dhimas menatap dhea dan meraih tangannya
“De, apa di hati lo sekarang udah ada orang lain?.... Tapi gue nggak peduli apa di hati lo sekarang udah ada orang lain apa belum…. Boleh nggak mulai hari ini gue menjaga hati lo supaya hanya menghasilkan lukisan-lukisan indah… dan gue janji… cinta gue ini bukan cinta yang egois… because u’re my first love and I hope it will be forever…” kata dhimas dengan mantap. dhea hanya tersenyum menahan tawa karena ia baru sadar kalo wawancara tadi hanyalah alasan dhimas untuk mengetahui isi hati dhea.
“Makasih banget buat wawancara bohongan ini tapi…sori banget Dim, gue nggak mau lo jadi penjaga hati gue…. karena gue maunya lo jadi galeri tempat gue menggantungkan lukisan-lukisan cinta di hati gue…” ***

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Yang...ntU fotonya yaa...
hee heee heee jdi patah semangat ...
sO aq cma mAu biLang ...
ceritanya T.O.P .... sAngat2 bgUs .. knapa g' di cOba film'in ajj Dhe ???
ni bgUs Lho ...

Posting Komentar